Rasa Berubah Jadi Kata

Rasa Berubah Jadi Kata, gikprint.com
Aku akan lebih banyak diam. Lebih banyak menerima. Lebih banyak rela. Lebih banyak kehilangan dan lebih banyak terluka. Aku akan lebih banyak diam, sementara kamu tak perlu tahu apa-apa. Aku akan lebih banyak mengadu pada Penciptaku.
Aku akan bicara soalmu sebebas-bebasnya, cukup dengan Dia.

Aku akan lebih banyak terlihat baik-baik saja di depanmu.
Agar bahagiamu bebas berkeliaran, sementara milikku terpenjara pada kehilangan yang paling sunyi. Aku akan lebih banyak menunduk untuk mengacuhkanmu, meski dengan menatapmu itu nyawa terbesarku.
Aku takkan tega membiarkan wajahku terlihat penuh airmata saat melepasmu tanpa aba-aba.
Ketidaktahuanmu itu sungguh mericuhkan duniaku yang rasanya ingin bersuara menunjukkan semua. Tapi tak semuanya harus terlihat, tak semuanya harus terungkap, meski harus tahunan atau selamanya dijaga. Tak apa, mungkin begini seharusnya cinta diperankan. Padamu, olehku.

Tidak ada yang tahu sebesar itu perasaanku.
Tidak ada yang tahu bahwa sebegitu berharganya satu pertemuan yang menghadirkan kamu.
Tidak ada yang tahu bahwa bersebelahan denganmu, itulah yang kutunggu.
Kamu asing dengan duniaku dan duniamulah yang membiasakanku dengan keberisikan akan dia. Mungkin ini saatnya menutup telinga dari suara-suara yang menggoreskan luka baru, ini saatnya kepergianku. Ini saatnya aku membawa pergi hati dan seisinya agar terobati.
Lebih cepat angkat kaki, lebih baik.
Aku tak ingin membiarkan perulangan ini melukaiku berulang-ulang dan aku hanya akan menanggapinya dengan sebuah ‘kembali’.
Semoga ini tidak akan terjadi.

NB : 2013-ku dulu, dari catatan kecil berwarna ungu :)
ini bukan drama atau pun sinetron, I'm not drama queen
aku juga tidak galau, sekedar menulis saja :)

Yang Nggak Pernah Ibu Kasih Tau ke Kamu

Yang Nggak Pernah Ibu Kasih Tau ke Kamu, gikprint.com
"Kamu jangan pulang malam-malam ya, Nak."

"Dimakan dulu makanannya."

"Nak kamu dimana? Pulang, udah malam."

Kalo ada yang bertanya apakah di dunia ini ada malaikat, jawabannya ada. Dia adalah ibu.

Udah nggak kehitung kasih sayang yang diberikan ibu untuk kita terhitung sejak kita berupa janin hingga detik ini bernapas. Mungkin kalo kasih sayang itu dikenain tarif, seumur hidup kamu bekerja pun nggak akan sanggup buat membayarnya.

Sesungguhnya, di balik kecerewetan dan kebawelan ibumu yang sering banget bikin kamu nutup telinga dan bales bilang, “Apa sih, Bu? Bawel banget deh.” Ada beberapa hal yang nggak pernah beliau kasih tau ke kamu. Kenapa? Karena seorang ibu hanya ingin anaknya bahagia tanpa perlu tau penderitannya.

Dan, sebagai anak yang berusaha berbakti, udah pasti hal-hal di bawah ini harus kamu catat agar kamu tau isi hati dan perjuangan seorang ibu dalam mencintaimu.

Kamu Membuatnya Menangis

Ibumu menangis ketika menyadari bahwa ia sedang mengandung kamu. Ia menangis ketika kamu muncul di dunia ini untuk pertama kalinya. Ia menangis ketika pertama kalinya melihat senyummu. Ia menangis bahagia dalam ketakutannya.

Itu baru beberapa hal kesekian yang membuat ibumu menangis. Percaya atau nggak, ikatan batin antara ibumu dengan denganmu itu erat banget, terlebih kalo kamu perempuan. Ibumu bisa merasakan sakit dan bahagia yang kamu rasakan dan membaginya bersamamu, meskipun kamu nggak menyadarinya.

Buatlah ibumu menangis bahagia dengan segudang prestasi dan pencapaian, bukan dengan sifat ngelawan atau tindakan bodoh yang bikin beliau menangis menderita.

Ibu Ingin Makanan Terakhir

Setiap kali makan bersama dan ada makanan terakhir yang tersisa, sebenarnya ibumu ingin sekali memakannya. Tapi ketika ia melihat kamu menatap makanan itu dengan mata bersinar dan menggigit bibir, ia segera mengurungkan niatnya untuk memakan itu.

Ibumu sangat tau betul, itu akan membuatnya bahagia ketika melihat kamu melahap makanan terakhir itu dengan wajah semringah sambil tersenyum ke arahnya.

“SAKIT!”

Ya, jerit kesakitan itu mungkin nggak pernah kamu dengar seumur hidup. Ketika kamu masih kecil, menjambak rambutnya, mencakar pipinya, menggigit puting susunya ketika kehausan. Dan yang paling menyakitkan adalah ketika kamu dilahirkan, seluruh tulang rusuknya terasa remuk. Rasa sakit itu ditahannya demi kamu lahir dengan selamat. Semua jeritan itu nggak pernah kamu dengar kan? Bahkan ketika kamu ngelawan dan membentak dia.

Masih pengin membuat ibumu berteriak sakit setelah tau semua itu?

Ibu Selalu Takut

Kamu tau ibumu selalu takut tapi bisa berubah menjadi orang yang sangat berani? Inget ketika kamu punya masalah dengan orang lain, dan dia yang menghadapinya? Dia selalu menjaga dan melindungimu tanpa peduli ketakutan yang menggerogoti pikirannya.

Ibumu selalu khawatir ketika kamu sedang nggak di rumah dan jauh darinya. Beliau duduk di kasurmu dan memperhatikan bekas tubuhmu di sana, mengusapnya dengan tatapan khawatir, kemudian menunggumu pulang di samping pintu. Ketika kamu pulang, ada rasa lega yang luar biasa yang menghangat di dalam dadanya.

Your mom always loves you more than you ever think.

Ibumu Tau Dia Tidak Sempurna

Pejamkan mata kamu, lalu bayangkan wajah beliau yang sedang tersenyum dan berkata dengan lirih. “Maaf, ibu tidak sempurna untukmu, Nak.”

Bagian terberat seorang ibu adalah berusaha menjadi sempurna untuk buah hatinya. Ibu paham betul kamu pasti menginginkan seorang mama yang sempurna, tapi ia tidak bisa menghindari kesalahan. Untuk itulah dia selalu memberikan yang terbaik untukmu. Menjadi seorang ibu, teman, sahabat, sekaligus malaikat penjagamu. Yang takkan pernah meninggalkanmu sampai batas waktu.

Kamu mungkin nggak pernah sekali pun terlintas bahwa bahagiamu berasal dari napasnya yang terisak di tengah tangis saat mengucap namamu dalam doa.
Meminta Tuhan agar kamu selalu diberi kebahagiaan.

Rindu Hujan

Rindu Hujan, gikprint.com
Adalah kau, lengking angin yang menyuarakan denting, tempat aku merumahkan segala ingin
Lalu kesiur angin barat mengabarkan kelabu yang kian menggurat,
Serupa kesedihan yang begitu berat
Sesaat sebelum angin lelap aku ingin menitipkan larik-larik doa
Dalam parade sunyi yang mengiring kepergian angin musim semi
Kita selalu menunggu, hujan datang di sepi beranda, meluruhkan debu-debu luka

Kamukah itu, kekasihku, yang termangu menunggu senja luruh di pangkuan waktu
Kita menyimak setiap rinai hujan sebagai serenada kenangan,
Melangitkan khayalan tentang kerinduan masa-masa silam
Maka di sinilah kita, di sudut kota, menyesap hujan yang meriuh di lembah-lembah kenangan
Melarungkan segenap perih luka
Dan kita saling mengurai hangat pelukan, merayakan perpisahan tanpa tangisan,
Hanya percaya malam menjaga kesetiaan

Bila gigil sunyi memelukmu rekatkan namaku dengan doamu,
Akan kujaga kau dengan segala mampuku
Pada angin, aku menitip sebait puisi malam,
Semoga kau masih terjaga di sana merenda rasa
Rembulan luruh di reranting mahoni tua
Sunyi yang mengangkasa melanggamkan bait-bait keajaiban puisi cinta kita
Dan sesuatu yang ajaib selalu aku temukan, di lenganmu
Malam selalu memberi hangat pelukan

Keajaiban cinta, selalu saja mendatangkan tanya, perlukah kita meluka?
Maka aku biarkan sunyi di langit-angit ingatan bersama hujan,
Mencipta bait-bait puisi yang aku namakan kenangan
Dan angin yang membawa basah di sela ranting melanggamkan nyanyian luka,
Menjerat kenangan bersama sepi yang berdiam di sudut angan
Dan apakah yang layak dikenang dalam butir-butir hujan itu

Kekasihku, selain sisa nafasmu sebelum sepi menenggelamkanku
Hujan menggumamkan sendu, dan sepi seperti tikaman luka-luka biru menyisakan ngilu
Malam dalam hening sempurna mengabarkan nyanyian sunyi yang lahir dari rahim sang purnama
Di antara dedaun basah, senja terasa demikian getas,
Mengalirkan rindu di sela gerimis yang membias
Dalam kelabu senja, kutemukan sepotong cerita kenangan lalu yang aku namakan luka
Senja telah habis,

Kekasihku, cukup sampai di sini kita melabuhkan bahtera kenangan
Dan esok kita lanjutkan lagi perjalanan

- A Year Without Rain -
Kantor Pusat: GIKPrint - Jl. Lamongrejo No. 28 Lamongan - Jawa Timur
Layanan Bantuan: Telp/SMS/WA +6285854361172 | BBM PIN : D41B44E5 | Chat Costumer Service | Hubungi Kami
Jam Layanan: Senin - Jumat: 07.30 WIB - 21.00 WIB | Sabtu - Minggu: 08.30 WIB - 20.30 WIB (Hari Kerja)

© Copyright 2015- | GIKPrint.com - All rights reserved | Theme by Way2themes | Powered by Blogger.